Home » Blog » Kisah Kopih » Aceh Gayo: Kopih Harum dari Tanah Rencong

Aceh Gayo: Kopih Harum dari Tanah Rencong

Ternyata tanah pegunungan Gayo yang subur berjodoh dengan varietas Arabika yang khas.

Ilustrasi perkebunan kopi Aceh Gayo di Sumatra - Freepik AI

Menelusuri sejarah Kopi Aceh Gayo seperti menelusuri jejak kopih di Nusantara. Nggak banyak yang tahu, tapi ternyata sejarah masuknya kopih ke Sumatra itu panjang dan penuh liku.

Dulu, di abad ke-17, Belanda membawa bibit kopih Arabika dari Yaman lewat India, lalu mendarat di Jawa, lalu ke pesisir barat Sumatra. Dari situ, penyebarannya meluas ke daerah pegunungan yang sejuk, termasuk ke dataran tinggi Gayo di Aceh Tengah. Peran tokoh-tokoh lokal dan kolonial ikut berpengaruh, salah satunya adalah para ulama dan petani pribumi yang mendukung budidaya kopih demi ekonomi lokal. Gak disangka, tanah Gayo yang subur ternyata “jodoh banget” sama tanaman kopih Arabika!

Karakter Rasa Typica dan Bourbon

Topografi Aceh yang bergunung-gunung, dingin, dan lembap sepanjang tahun, cocok banget buat varietas Arabika tertentu. Salah satunya varietas Typica dan Bourbon yang tumbuh subur di ketinggian 1.200—1.700 mdpl. Menariknya, budidaya kopih di Gayo ini jalan bareng sama budaya lokal: petani punya cara tanam yang ramah lingkungan dan berbasis komunitas. Cita rasa yang memancar pun sesuai sama lidah peminum kopih di Sumatra—yang cenderung suka rasa bersih, seimbang, dan aromatik.

Nah, kalau ngomongin rasa, kopih Aceh Gayo ini punya ciri khas yang gak bisa ditiru-tiru. Aromanya harum banget, kadang ada sentuhan floral dan cokelat, sementara rasanya cenderung medium body dengan keasaman ringan dan aftertaste manis. Ada juga yang rasanya menyerupai cabai dan mirip pedas khas. Beneran!

Cuma memang, proses tanamnya gak selalu mulus. Tantangan seperti hama, perubahan iklim, dan minimnya akses ke teknologi modern masih jadi kendala. Meski begitu, semangat petani lokal tetap gak padam.

Pertumbuhan kopi Sumatra & Jawa (Data BPS 2017-2018/Kompas Grafik-TIURMA)

Kopi Aceh Gayo Jadi Bintang Internasional

Secara pasar, kopih Gayo udah jadi bintang. Gak cuma di Indonesia, tapi juga di luar negeri. Pasar Amerika Serikat, Eropa, sampai Jepang udah lama melirik kopih ini. Bahkan, kopih Gayo sering menang dalam kompetisi cupping dunia—penilaian rasa dan aroma oleh para ahli kopih. Salah satu keunggulan Gayo dari Arabika daerah lain adalah proses panen dan pascapanennya yang teliti banget. Saingan terdekat? Mungkin kopih Toraja atau Flores, tapi Gayo punya volume produksi dan konsistensi rasa yang lebih stabil.

Daerah AsalNilai Ekspor (2024, USD)
Aceh (Gayo)$65 juta
Toraja (Sulsel)$32 juta
Kintamani (Bali)$18 juta
Mandailing (Sumut)$27 juta
Perbandingan nilai ekspor beberapa varian kopi di Indonesia. Sumber: BPS.

Baca juga: Warung Kopih Pertama di Indonesia

Generasi muda sekarang juga makin gandrung sama kopih Aceh Gayo. Nggak cuma diseruput sebagai seduhan panas, tapi juga dalam bentuk minuman kekinian kayak kopih latte, kopih susu gula aren, sampai cold brew yang elegan. Umur konsumennya? Mulai dari anak SMA yang nongkrong di kafe sampai profesional muda yang kerja remote. Bahkan beberapa brand lokal bikin produk instan premium dan kapsul Gayo buat dipake di rumah pakai mesin.

Beberapa Brand Kopi Aceh Gayo

Kalau ngomongin brand, banyak nama lokal yang sukses angkat Gayo ke level premium. Sebut aja Saring Kopih, Bumi Gayo Roastery, sampai Kupi Rencong. Mereka nggak cuma jualan rasa, tapi juga cerita. Lewat media sosial, festival, sampai kolaborasi dengan barista internasional, kopih Gayo makin dikenal dan digemari. Bahkan ada beberapa startup yang bikin NFT kopih Gayo buat naikin awareness ke Gen Z!

Dengan semua potensi dan keunikan yang dimiliki, gak berlebihan kalau kita bilang kopih Aceh Gayo bisa jadi ikon baru Indonesia di kancah global. Dari kebun di dataran tinggi Aceh sampai meja barista di Tokyo dan Berlin, kopih ini bawa cerita tentang alam, budaya, dan semangat petani lokal. Masa depan kopih Gayo? Cerah banget, asal kita terus menjaga kualitasnya dan gencarkan promosinya. Kita punya kebanggaan sendiri dalam secangkir kopih.

Ilustrasi Coffee Latte dari kopi Aceh Gayo - Freepik AI

**

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
Lihat semua komentar
0
Butuh masukanmu, silakan komentar.x
()
x