
Kopi Peaberry terkenal sebagai salah satu varietas biji kopih yang punya keunikan rasa dibandingkan Robusta maupun Arabika biasa.
Banyak penikmat menyebutnya memiliki aroma lebih intens, tekstur yang lebih halus, serta karakter rasa yang lebih “bersih” dan fokus.
Para pencinta specialty coffee—dari barista, roaster, hingga para home brewer—sering berburu kopi Peaberry karena profilnya yang berbeda dari kopih pada umumnya.
Bahkan, Peaberry tercatat sebagai salah satu jenis kopih most wanted di dunia, terutama di pasar premium dan penikmat kopih berkualitas tinggi.
Apa itu Kopi Peaberry?
Secara sederhana, kopih Peaberry adalah biji kopih yang hanya berkembang satu biji dalam satu ceri atau buah, bukan dua biji seperti struktur normal pada tanaman kopih.
Di Indonesia, Peaberry sering sohor juga sebagai “kopih lanang,” karena bentuknya bulat seperti telur atau kacang kecil yang tidak terbelah. Istilah “Peaberry” sendiri berasal dari kata “pea” (kacang polong) dan “berry” (buah), menggambarkan bentuknya yang bulat dan padat.
Keunikan morfologi kopih Peaberry terjadi karena mutasi alami dalam perkembangan biji.
Pada umumnya, satu buah ceri menghasilkan dua biji yang berdampingan. Namun pada Peaberry, salah satu biji tidak berkembang, sehingga biji satunya tumbuh sendirian dan mengambil seluruh nutrisi.
Inilah yang membuat karakter rasanya lebih kuat dan aromanya lebih tajam, karena konsentrasi nutrisi dan senyawa kimianya terfokus pada satu biji saja.
Sejarah Penemuan Peaberry
Sejarah penemuan Peaberry kira-kira berlangsung ratusan tahun lalu, seiring berkembangnya perdagangan kopih Arabika dari Afrika Timur. Pada masa itu, petani menyadari bahwa sebagian kecil panen menghasilkan biji bulat yang berbeda bentuk, namun belum mengetahui alasan ilmiahnya.
Peaberry kemudian mulai tersortir secara terpisah karena dianggap lebih bernilai dan lebih unggul dari sisi cita rasa.
Peaberry masuk ke Indonesia pada era kolonial saat perdagangan komoditas kopih berkembang pesat. Tanaman kopih—baik Arabika maupun Robusta—hasil tanam kompeni Belanda akhirnya beradaptasi dengan sangat baik di wilayah pegunungan Nusantara.
Varian Peaberry menjadi hasil secara alami pada panen, lalu disortir secara khusus oleh petani. Kini banyak daerah seperti Toraja, Flores Bajawa, Aceh Gayo, Bali Kintamani, hingga Jawa Barat memproduksi Peaberry berkualitas tinggi.

Nilai Ekonomi Kopi Peaberry, Eksotis dan Langka!
Nilai ekonomi kopih Peaberry cukup tinggi karena jumlahnya hanya sekitar 3–7% dari total panen. Di pasar Indonesia, harga green bean Peaberry bisa mencapai 30–60% lebih mahal daripada biji regular, tergantung asal daerah dan proses pascapanen. Roaster dan buyer specialty biasanya berani membayar lebih karena kualitas rasa dan tingkat rarity-nya.
Harga roasted Peaberry pun terus meningkat dari tahun ke tahun. Jika beberapa tahun lalu harga roast premium berkisar Rp180.000–250.000 per kilogram, kini banyak roastery menjualnya di kisaran Rp250.000–400.000 per kilogram tergantung level roasting dan scoring.
Tren kenaikan harga ini menunjukkan bahwa pasar Peaberry semakin stabil dan laris, terutama di kalangan penikmat kopih specialty.
Dalam kasta dunia kopih specialty, peaberry selalu berada di tier paling atas bersama Geisha/Gesha, Panama Ninety Plus, atau Jamaica Blue Mountain. Bukan karena varietasnya, tapi karena rarity + superior cup score (biasanya 87–92+ poin). Banyak cupper bilang peaberry dari origin yang sama bisa naik 3–6 poin lebih tinggi daripada biji biasa.
Baca juga: Mengenal Empat Gelombang Konsumen Kopih: dari First Wave hingga Fourth Wave
Masa Depan si Kopi Lanang
Di tengah berkembangnya dunia kopih third wave dan fourth wave, Peaberry si Kopi Lanang memiliki masa depan cerah. Permintaan tidak hanya datang dari kafe dan roaster, tetapi juga industri rempah, makanan khas, pengolahan cemilan, serta produk kuliner modern di berbagai negara.
Banyak inovasi minuman dan makanan berbasis kopih yang mulai menggunakan Peaberry karena profil rasanya yang kuat dan mudah dikenali.
Penutup
Sebagai penutup, Peaberry adalah varietas kopih yang akan terus berkembang popularitasnya, terutama di kalangan anak muda dan komunitas home brewer yang makin besar.
Nilai ekonominya pun hampir pasti naik seiring naiknya permintaan global. Para pengusaha yang ingin mendapatkan bibit atau hasil panen Peaberry dapat menjangkau langsung sentra-sentra penghasil di Indonesia, seperti Toraja, Aceh Gayo, Kintamani, Flores, dan Garut. Ini bisa melalui koperasi petani, marketplace komoditas pertanian, maupun mitra roastery lokal.
Dengan ekosistem kopih Indonesia yang semakin kuat, Peaberry memiliki masa depan yang sangat menjanjikan.
**

[…] Baca juga: Kopi Peaberry: Sejarah dan Keunikannya yang Langka […]
[…] Baca juga: Kopi Peaberry: Sejarah dan Keunikannya yang Langka […]