
Di tengah hiruk-pikuk pasar kopi global, Kopi Flores atau yang sering disebut Kopi Bajawa menonjol sebagai permata langka yang sulit ditemukan.
Berasal dari pulau Flores di Nusa Tenggara Timur, Indonesia, volume produksi kopi ini sangat terbatas karena kondisi geografis yang menantang dan metode pertanian tradisional yang organik.
Kelangkaannya ini membuat harganya melambung tinggi. Tidak heran jika kopi ini sering kali menjadi incaran para kolektor dan pecinta kopi premium di seluruh dunia. Mereka rela membayar sejumlah premium untuk secangkir keunikan yang tak tergantikan.
Tapi, Apa itu Kopi Flores?
Kopi Flores adalah varietas Arabika yang tumbuh di ketinggian 1.300 hingga 1.500 meter di atas permukaan laut, terutama di wilayah Bajawa, Kabupaten Ngada, Pulau Flores. Kopi ini melewati metode washed, natural, atau wet-hulled, yang menjaga kualitasnya tetap tinggi. Sebagai kopi single origin, ia mewakili terroir unik dari tanah vulkanik antara dua gunung berapi, menghasilkan biji kopi yang padat dan kaya rasa.
Apa yang membuat kopi ini most wanted?
Jawabannya terletak pada rasa dan aromanya yang eksotis, hasil dari tanah vulkanik subur di sekitar gunung berapi. Dengan body penuh dan acidity sedang, kopi ini menawarkan note floral, sedikit spicy, fruity, nutty, serta sentuhan dark chocolate yang memikat. Tidak heran jika para barista dan penikmat kopi menganggapnya sebagai salah satu yang terbaik dari Indonesia, karena mampu memberikan pengalaman sensorik yang mendalam dan berkesan, berbeda dari kopi massal yang biasa.

Sejarah Kopi Flores
Sejarah kopi Nusantara bermula dari era kolonial Belanda pada abad ke-17 hingga ke-18, ketika kopi pertama kali diperkenalkan ke Indonesia.
Namun, di Flores, pengembangan kopi baru benar-benar nampak pada awal abad ke-20. Waktu itu, industri hanya fokus pada pertanian skala kecil oleh masyarakat lokal. Hingga tahun 2005, sebagian besar kopi melewati proses olah kering. Tetapi kini dengan sertifikasi Geographical Indication (GI), kualitasnya semakin terangkat, membuatnya makin popular di pasar internasional sebagai kopi specialty.
Daerah pusat produksinya meliputi Desa Beiposo, Laga Lizu, dan sekitar Bajawa di Flores Timur (Mongabay). Wilayah ini mendapat iklim mikro tropis yang ideal, dengan curah hujan sedang dan tanah subur dari abu vulkanik. Produksi tahunan relatif kecil, hanya sekitar beberapa ribu ton. Ini juga yang berkontribusi pada kelangkaannya ketimbang daerah kopi besar seperti Sumatra atau Jawa.
Banyak yang mencari Kopi Flores karena nota rasanya yang mencakup floral, nutty, fruity, dengan aroma caramel yang kuat dan aftertaste dark chocolate. Aromanya yang tinggi membuatnya cocok untuk brewing filter. Ini berbeda dari kopi Sumatra Gayo yang lebih earthy, atau Kopi Toraja yang kompleks dengan acidity seimbang. Kopi Flores cenderung lebih polished dengan citric lift. Sementara, varietas Indonesia barat seperti Gayo lebih acidic, dan timur lebih bold—menjadikannya unik di antara single origin Indonesia.
Harga Kopi Flores
Harga Kopi Flores di pasar internasional mencerminkan kelangkaannya. Di pasar umum, Flores seharga sekitar 15-25 USD per kilogram untuk biji roasted, atau sekitar 225.000-375.000 IDR per kilogram (FNBCoffee, berdasarkan kurs terkini).
Faktor mahalnya termasuk produksi yang terbatas, sertifikasi organic dan fair trade, serta biaya transportasi dari daerah terpencil.
Kesimpulan
Kopi Flores bukan hanya komoditas, tetapi juga kekayaan budaya Flores yang langka dan penting. Di masyarakat setempat, kopi adalah simbol keramahan. Tamu selalu disuguhkan secangkir kopi hitam panas, mencerminkan budaya konsumsi yang sederhana namun mendalam di rumah-rumah Bajawa.
Secara keseluruhan, Kopi Flores adalah bukti kehebatan alam dan budaya Indonesia dalam menghasilkan produk berkualitas dunia. Mari kita cintai dan dukung kopi lokal ini Karena setiap tegukannya bukan hanya kenikmatan, tapi juga dukungan bagi petani kecil yang menjaga warisan ini tetap hidup. Sekaligus, membawa positivisme dan kebanggaan bagi negeri kita.
**
