Home » Blog » Kopi Terbaik Indonesia berdasarkan skor Cupping ACE

Kopi Terbaik Indonesia berdasarkan skor Cupping ACE

Tiga kopi terbaik Indonesia mewakili kekayaan terroir, dedikasi petani, dan kemajuan teknik pasca-panen di industri specialty tanah air.

Indonesia kaya akan ragam kopih single origin — dari Aceh hingga Flores — yang sering mencuri perhatian juri cupping di kompetisi nasional dan internasional. Dalam artikel ini, kita akan menyoroti tiga kopi terbaik Indonesia berdasarkan hasil kompetisi cupping bergengsi selama satu dekade terakhir.

Penilaian ini bukan sekadar tentang rasa, tapi juga dedikasi petani, proses pasca-panen, dan karakter unik yang membuat setiap lot kopi itu terpilih sebagai pemenang.

1. Kopih Aceh “Bahagia Ginting” – Juara COE Indonesia 2022/2023

Salah satu kopih paling mencolok adalah milik Bahagia Ginting dari Aceh, yang meraih skor 90,59 di Cup of Excellence (COE) Indonesia 2022/2023. (Side.id) Pengumuman pemenang dilakukan di Jakarta, tepatnya di Hotel Manhattan, pada Desember 2022.

Kopih ini unggul karena profil rasa yang sangat seimbang: keasaman cerah, body halus, manis kompleks, dan aftertaste bersih.

Banyak juri menyoroti karakter khas Ateng Arabica Aceh yang melekat, serta konsistensi tinggi dari petani dalam pemilihan cherry dan pemrosesan natural.

Karena skor di atas 90, Bahagia Ginting juga mendapatkan predikat Presidential Cup, yang hanya layak untuk lot-lot luar biasa. Dan memang, kopi ini luar biasa!

2. Kopih “Ijen Lestari” – Juara COE Indonesia 2023

Kopi Ijen Juara Cupping 2024 - First Crack
@firstcrck

Di tahun berikutnya, Dandy Dharmawan dari kebun Ijen Lestari (Jawa Timur) meraih skor 91,41 di COE Indonesia 2023. (ACE).

Kopih ini diproses dengan metode carbonic maceration natural, yang memberikan lapisan rasa sangat kompleks: buah-buahan matang, fermentasi manis, dan keasaman juicy yang elegan. Komunitas cupping menyanjung kestabilan rasa Kopi Ijen ini meski dengan proses fermentasi yang cukup agresif.

Keunggulan ini membuat Ijen Lestari bukan hanya pemenang kompetisi, tetapi juga menjadi simbol kapasitas petani Jawa Timur untuk menghasilkan kopih premium yang bersaing di level nasional dan lelang internasional.

Meski Jawa Timur bukanlah daerah terdepan dalam produksi kopi, Kopi Ijen mengukuhkan pesonanya sebagai satu terroir kopi penting di Indonesia.

3. Kopih “Wajamala” – Runner-up COE Indonesia 2023

Ilustrasi cupping kopi Indonesia Wajamala - Gemini Tokokopih.com

Lot kedua yang juga unggul adalah Wajamala dari Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan skor 90,35 di COE Indonesia 2023. (ACE).

Kopih Wajamala diproses dengan metode giling kering (dry hulled), dan menggunakan varietas S-795 dan Typica.

Keunikan lainnya kopi Wajamala terletak pada profil rasa tropis yang bersih, dengan nota rasa jeruk, bunga, dan manis alami yang menyerupai permen buah. Juri memberi apresiasi tinggi karena meskipun berasal dari daerah yang secara historis kurang terekspos kompetisi cupping besar, Wajamala mampu menunjukkan konsistensi, potensi terroir NTT, dan kualitas teknis pengolahan yang matang.

Mengapa Ketiga Kopih Ini Juara

Beberapa parameter juri cupping telah secara terang-benderang menunjukkan keunggulan kopih-kopih tersebut di antara kopi-kopi lainnya. Beberapa aspek yang terukur adalah:

  • Proses pasca-panen
    Bahagia Ginting memproses cherry dengan sangat selektif; petani Aceh tersebut paham betul bahwa kualitas biji sebelum fermentasi sangat menentukan hasil cupping. Kemudian, Dandy di Ijen Lestari menerapkan carbonic maceration yang dikontrol secara cermat. Sementara, Wajamala memilih metode dry hulled untuk mempertahankan karakter varietas lokal.
  • Profil rasa unik
    Juri kompetisi melihat ketiganya sebagai contoh bagaimana terroir Indonesia bisa “bersuara”: Aceh dengan keasaman Ateng-nya, Jawa Timur dengan fermentasi eksperimental, dan NTT dengan nuansa buah tropis yang bersih. Ketiganya bukanlah pusat ekonomi, apalagi ekspor. Tetapi dengan kemenangan ini, mereka mengukuhkan keunggulan natural dan budaya ngopih mereka yang unggul dan bernilai tinggi.
  • Konsistensi dan persiapan
    Semua pemenang ini tidak tiba-tiba saja — mereka melewati proses panjang, dari pemilihan cherry, proses panen, fermentasi, hingga pengeringan. Misalnya, persiapan Kopih Puntang (di luar tiga ini) dalam kompetisi cupping juga memakan waktu hingga satu tahun. (IDN Times Jabar)
  • Pengakuan internasional dan lelang
    Karena skor tinggi di COE, biji-biji ini layak maju ke tahap lelang internasional. Itu memberi pengakuan dari roaster dan pembeli global, memperkuat reputasi sebagai bagian dari “kopi terbaik Indonesia”.

Tabel Perbandingan: Tiga Kopi Terbaik Indonesia

Parameter PenilaianBahagia Ginting (Aceh)Ijen Lestari (Jawa Timur)Wajamala (NTT)
Skor Cupping90,59 (Side.id)91,41 (ACE)90,35 (ACE)
Kompetisi / Lokasi CuppingCOE Indonesia 2022/2023 (Jakarta) (Side.id)COE Indonesia 2023 (ACE)COE Indonesia 2023 (ACE)
Waktu PelaksanaanDesember 2022 2023 2023
Metode Pasca-PanenNaturalCarbonic Maceration NaturalDry Hulled
VarietasAteng ArabicaUSDA 762 / KartikaS-795 / Typica
Profil RasaKeasaman cerah, body halus, manis kompleks, aftertaste bersihBuah matang, fermentasi manis, keasaman juicyBuah tropis, bunga, manis buah permen
Alasan Unggul bagi KomunitasRepresentasi terroir Aceh & kestabilan naturalInovasi fermentasi + kompleksitas rasaPotensi terroir NTT & profil tropis yang bersih

Nilai Penting bagi Industri Kopih

Keberhasilan ketiga kopih ini di kompetisi cupping bergengsi menunjukkan beberapa hal penting: pertama, sumur potensi lokal sangat besar — petani dari Aceh, Jawa Timur, maupun Nusa Tenggara Timur bisa bersaing di panggung nasional dan internasional.

Kedua, pendidikan dan teknik pasca-panen makin maju di kalangan petani specialty: mereka tidak hanya menanam, tetapi juga memahami fermentasi, pencucian, dan pengeringan dengan lebih profesional.

Ketiga, penghargaan dari kompetisi seperti COE ikut mendorong pasar ekspor, karena lot-lot dengan skor tinggi menarik pembeli global yang bersedia membayar lebih untuk “kopi terbaik Indonesia”.


Kesimpulan

Secara ringkas, tiga kopi terbaik Indonesia dalam dekade terakhir—Bahagia Ginting (Aceh), Ijen Lestari (Jawa Timur), dan Wajamala (NTT)—mewakili kekayaan terroir, dedikasi petani, dan kemajuan teknik pasca-panen di industri specialty tanah air.

Semua mendapatkan skor tinggi dari juri kompetisi cupping bergengsi, khususnya Cup of Excellence, dan diakui baik oleh komunitas cupping maupun pembeli internasional.

Dengan prestasi ini, ketiganya bukan hanya simbol “kopi terbaik Indonesia”, tetapi juga harapan masa depan untuk mengangkat reputasi specialty coffee Indonesia di dunia.

**

Baca juga: Kopi Peaberry: Sejarah dan Keunikannya yang Langka

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
Lihat semua komentar
0
Butuh masukanmu, silakan komentar.x
()
x