Home » Blog » Ilmu Kopih » Kopih Manglayang: Permata Single Origin dari Sumatra

Kopih Manglayang: Permata Single Origin dari Sumatra

Meski tidak sepopuler nama besar lainnya seperti Kopi Mandailing dan Kopi Luwak, Manglayang punya cita rasa eksotis dan karakter spesialti sendiri.

Gadis Sumatra memetik kopi di pegunungan - Kopi Manglayang Tokokopih.com

Tidak hanya terkenal lewat Kopih Mandailing dan Kopih Lampung, Sumatra ternyata juga punya satu single origin yang semakin bersinar: Kopi Manglayang. Selama beberapa dekade terakhir, kopih ini telah menjadi favorit banyak pecinta kopih Nusantara dan perlahan masuk ke pasar ekspor.

Meski tidak sepopuler beberapa nama besar lainnya seperti Kopi Mandailing dan Kopi Luwak, Manglayang punya cita rasa eksotis dan karakter spesialti sendiri. Ini membuatnya jadi komoditas bernilai tinggi di kalangan penikmat kopih bercita rasa khas.

Sejarah Kopi Manglayang

Sejarah Kopih Manglayang berawal dari geliat perkebunan kopih di Sumatra pada masa modern, ketika para petani mulai berfokus pada peningkatan kualitas arabika. Di tengah dominasi Mandailing dan varietas lain, Manglayang muncul sebagai alternatif yang menawarkan sesuatu yang berbeda.

Dalam perkembangannya, para petani mulai memberikan perhatian khusus pada teknik pemetikan, pemrosesan, dan perawatan pohon untuk menghasilkan kualitas terbaik.

Selama 50 tahun terakhir, perjalanan Kopi Manglayang terus naik daun, terutama ketika tren kopih spesialti di Indonesia mulai berkembang. Gelombang minat terhadap single origin mendorong banyak roaster dan kafe untuk melirik karakter unik Manglayang. Hal ini menempatkan kopih ini sebagai bagian penting dari industri kopih Tanah Air yang semakin maju dan beragam, sekaligus memperkenalkan rasa Sumatra yang lebih luas dari yang sebelumnya dikenal.

Karakter Rasa Kopi Manglayang

Dari sisi rasa, Kopi Manglayang punya karakter yang sangat khas. Notes-nya sering popular sebagai floral, sedikit herbal, dengan sentuhan sweetness yang bersih. Aftertaste-nya cukup panjang, memberikan sensasi lembut namun tetap tegas. Berbeda dengan Kopih Arabika Mandailing yang lebih earthy dan berat, Manglayang cenderung punya body sedang dengan keasaman yang lebih hidup, membuatnya terasa lebih segar dan kompleks.

Secangkir kopi hitam dengan alas tatakan kayu Freepik Tokokopih.com

Selain itu, perbedaan paling mencolok antara Manglayang dan Mandailing ada pada profil aromanya. Jika Mandailing terkenal dengan aroma coklat, tembakau, dan rempah, Manglayang justru sering memperlihatkan aroma citrus ringan dan floral yang lebih “bright”. Inilah yang membuat Manglayang jadi favorit penikmat kopih muda yang mencari sesuatu yang modern dan berbeda dari rasa-rasa klasik Sumatra.

Berikut tabel perbandingan karakter rasa dan aroma Kopi Manglayang dengan Kopi Mandailing:

AspekKopi MandailingKopi Manglayang
Rasa UtamaEarthy, coklat, rempah, body tebalFloral, herbal ringan, citrus, body medium
AftertastePanjang, warm, dengan nuansa coklat & tembakauClean, smooth, sedikit fruity, lebih segar
Jenis BijiArabika Mandailing (sering varietas Typica & Catimor)Arabika Manglayang (varietas lokal dari dataran Sumatra)
Asal DaerahMandailing Natal, Sumatra UtaraWilayah Manglayang, Sumatra (perkebunan lokal & pegunungan)
Karakter AromaGelap, manis-rempah, kadang earthy intensFloral, citrus, light herbal
Profil KeasamanRendah–sedangSedang–tinggi, lebih bright
Kecocokan SeduhEspresso, tubruk, moka potManual brew (V60, Kalita, Aeropress)

Nilai Ekonomi Kopi Manglayang

Di dunia kafe third wave, posisi Kopi Manglayang sudah sejajar dengan arabika spesialti lainnya. Banyak barista menggunakan Manglayang untuk manual brew seperti V60, Kalita, hingga Aeropress karena rasa clean dan balance-nya. Bahkan beberapa kafe memakai Manglayang sebagai base untuk signature drink yang kreatif. Penikmatnya pun beragam: mahasiswa pecinta manual brew, profesional muda, hingga komunitas roaster yang ingin mengeksplor rasa baru.

Kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta sudah lama memasukkan Manglayang sebagai salah satu menu spesialti yang dilirik pelanggan setia.

Baca juga: Kopi Mandailing: Warisan Nusantara yang Mendunia

Dari sisi ekonomi, nilai ekspor Kopih Manglayang memang belum sebesar Mandailing atau Gayo, tetapi kontribusinya terhadap perekonomian Sumatra tetap terasa. Manglayang terus mencari pasar baru, dan permintaan dari luar negeri cenderung meningkat seiring naiknya tren kopih single origin. Bagi para petani, komoditas ini memberikan peluang pendapatan tambahan, terutama ketika harga pasar arabika dunia sedang stabil.

Kesimpulan

Pada akhirnya, Kopih Manglayang adalah contoh bahwa potensi kopih Indonesia masih sangat luas untuk digali.

Dengan kualitas yang terus meningkat dan karakter rasa yang unik, Manglayang berpeluang menjadi nama besar berikutnya dalam dunia kopih spesialti. Optimisme ini bukan hanya milik para petani, tetapi juga para penikmat kopih yang percaya bahwa Manglayang akan semakin terkenal dan bernilai tinggi di masa depan. Sebuah perjalanan yang baru saja dimulai, tetapi penuh harapan.

**

0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
Lihat semua komentar
0
Butuh masukanmu, silakan komentar.x
()
x